Jumat, 23 Juli 2010

Puisi-Puisi Koran Sabtu Pagi Menjadi Salah Satu Buku yang terdapat di Perpustakaan Universitas Yale


Puisi-puisi Koran Sabtu Pagi yang merupakan buku kumpulan tulisan yang terbit setiap Sabtu pagi pada halam Wahana Komunikasi Remaja dan mengisi kolom Puisi-Puisi di harian Analisa Medan menjadi salah satu kekayan pustaka yang terdapat diantara ribuan buku pada perpustkaan Yale University

Hal ini bisa dilihat dari katalog perpustakaan universitas disini.

Ternyata tulisan-tulisan tersebut menjadi bagian dari kajian sastra Indonesia khususnya kepenyairan muda di pertengahan 1990-2000 an.

Kamis, 20 Agustus 2009

"Rumah Pantai" Masih Berdengung di Bali, Ternyata!

Iseng-iseng, mutar-mutar malah menemukan ternyata puisi "Rumah Pantai" masih menjadi salah satu puisi wajib buat lomba-lomba baca puisi di Bali. Walau beritanya telah lama tapi ini sungguh menyejukkan. Ternyata ada juga sumbangan kecil dari sebuah kamar lena buat dunia sastra kita.

"... Sedangkan puisi dari penyair yang lebih senior misalnya ''Salam Perdamaian Tanah-tanah Bali'' (SPTB) karya Lilik Mulyadi, ''Tanah Air'' (Abdul Wahid Situmeong), ''Hutan Bakau'' (Sindu Putra), ''Metafora Daun'' (Sutardi Harjosudarmo), ''Kutawarkan Padamu'' (Arif B. Prasetyo), ''Lama Sekali'' (Lazuardi Anwar), dan ''Rumah Pantai'' (Washa S.Nasution). Puisi-puisi tersebut agaknya memang cukup pas untuk ''konsumsi'' peserta dari tiga kategori ..."

Silahkan baca selengkapnya disini

Sabtu, 02 Agustus 2008

UPACARA : Sebuah Cenderamata


"Upacara" adalah judul sebuah buku yang saya dan istri saya tercinta-Satyana Sundawati persembahkan khususnya untuk para undangan pada resepsi pernikahan kami tanggal 9 Maret 1997 yang lalu. Buku ini berisi sepuluh puisi pilihan hasil karya saya sejak tahun 1989 yang dilengkapi dengan vignet yang begitu indah hasil karya istri saya.
Diantara kesepuluh puisi tersebut terdapat "Rumah Pantai", salah satu puisi terbaik se-Indonesia tahun 1993 versi SMK Bali. Selain "Rumah Pantai" juga termuat beberapa puisi finalis pada beberapa Lomba Penulisan Puisi se-Indonesia.
Penerbitan buku "Upacara" yang dikemas sederhana, mungil dan menarik merupakan sumbangan perusahaan dimana kami berdua bekerja ketika itu. Walau berkesan mungil dan tak bernilai tapi merupakan cenderamata yang amat langka bahkan hingga kini karena terbitannya sangat terbatas.
Kini cenderamata langka ini bisa didownload secara langsung dari http://rapidshare.com/files/134294724/Upacara.pdf.html
Atau langsung disini

TENTANG SEORANG WASHA

Kemarin
ketika jalan-jalan sore
seorang Washa
tersesat di belantara kata
tak tahu pulang

Medan, 1 Agustus 1989

RUMAH PANTAI

Kudirikan rumah yang kecil saja buat kita
di pantai. Dari pintu dan jendelanya
kita bisa melihat-lihat laut
yang mungkin mengabarkan perang telah pecah
di ujung benua

Dengar, ombak berusaha membangunkan kita
untuk tetap terjaga dari kelam malam
dibiarkannya pasir terlempar ke hampar pantai
di muka tungku kita terus berdiang

Hanya angin tak ingin bercerita
musim apa kini : kembang atau kemarau
ia pun enggan bersahabat
semalam dipecahkannya dunia kecil kita

Medan, 14 Maret 1992

Senin, 28 Juli 2008

Presiden Iran Sederhana Sekali

Tuhan mencintai siapa yang merendah dalam kehidupan pribadinya!

TV Fox (AS) menanyakan pada Presiden Iran Ahmedi Najad; "Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?"
Jawabnya: "Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakanpadanya:"Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran ."

Berikut adalah bagaimana penyiar menggambarkan dirinya.
Ahmedi Najad, adalah presiden Iran yang membuat orang ternganga, karena pada saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan Ia menyumbangkan seluruh karpet Iran Istana yang sangat tinggi nilai maupun harganya itu kepada masjid2 di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.
Ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP, lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler untuk menggantinya dengan ruangan biasadengan 2 kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresive.
Di banyak kesempatan ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.
Di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri2 nya untuk datang kepadanya dan menteri2 tsb akan menerima sebuah dokumen yang ditandatanganiyang berisikan arahan2 darinya, arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri2nya untuk tetap hidup sederhana dan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi, sehingga pada saat menteri2tsb berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.
Langkah pertamanya adalah ia mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening banknyabersaldo minimum, dan satu2nya uang masuk adalah uang gaji bulanannya.Gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai US$ 250.Sebagai tambahan informasi, Presiden masih tinggal di rumahnya. Hanya itulah yang dimilikinyaseorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis,eko nomis, politis, belum lagi secara minyak dan pertahanan.
Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.
Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan; roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira, ia juga menghentikankebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden.
Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan, ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya, ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasadengan kelas ekonomi.
Ia kerap mengadakan rapat dengan menteri2 nya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang sdh dilakukan, dan ia memotong protokoler istana sehingga menteri2 nya dapat masuk langsung ke ruangannyatanpa ada hambatan. Ia juga menghentikan kebiasaan upacara2 sepertikarpet merah, sesi foto, atau publikasi pribadi, atau hal2 spt itu saat mengunjungi berbagai tempat di negaranya.
Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.

Apakah perilaku tersebut merendahkan posisi presiden?

Lihat foto2 berikut yang menegaskan penjelasan di atas.





Presiden Iran tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal2nya yg selalu mengikuti kemanapun ia pergi. Menurut koran Wifaq, foto2 yg diambil oleh adiknya tersebut, kemudian dipulikasikan oleh media masa di seluruh dunia, termasuk amerika.









Sepanjang sholat, anda dapat melihat bahwa ia tidak duduk di baris paling muka.


















Memperlihatkan ruang makan dimana presiden sedang menikmati makanannya.
Pakaian sehari-hari ketika menjalan tugas di negaranya
















Ketika sedang wawancara dg stasiun TV lokal


Bersama Presiden RI Bpk SBY, Presiden Ahmadinejad menundukkan kepalanya saja ketika akan disalami oleh tamunya yg wanita